Suara Merdeka, 10 September 2017. |
Melancong ke Spanyol berarti harus mengunjungi stadion Santiago Bernabeu milik Real Madrid dan Camp Nou milik Barcelona. Itu lah fenomena yang terjadi di dekade ini, ketika stadion bukan lagi sekadar tempat pertunjukkan olah raga bernama sepak bola, tetapi juga menjadi destinasi wisata.
Masing-masing stadion tersebut menjadi saksi bisu saat berlangsung El Clasico, sebutan untuk partai panas yang mempertemukan kedua tim raksasa negeri Matador tersebut.
Santiago
Bernabeu
Santiago Bernabeu berada di tengah-tengah kota Madrid
sehingga untuk mencapai stadion berkapasitas 81.000 tersebut cukup mudah. Untuk
ke sana, saya menaiki metro (sejenis subway)
line 10 dan turun di stasiun dengan nama yang sama Santiago Bernabeu. Begitu
keluar dari stasiun metro, stadion kebanggaan Real Madrid ini sudah berdiri
dengah megahnya di depan mata.
Saat saya berkunjung ke sana, kompetisi La Liga sedang libur. Oleh karena itu,
mengikuti tur stadion menjadi satu-satunya cara agar bisa masuk ke dalam
stadion. Tiket tur stadion dapat dibeli di ticket
box 10 yang berlokasi tidak jauh dari gate
7. Harga tiket tur stadion saat itu adalah 16 euro (update: sekarang 25 euro).
Tur stadion dibuka dari jam 10.00 hingga 19.30 kecuali pada saat hari
pertandingan. Pada hari pertandingan, tur stadion lengkap ditutup 5 jam sebelum
kick off. Setelah itu sampai dengan
3,5 jam sebelum pertandingan dimulai, tempat-tempat yang bisa dikunjungi
terbatas.
View stadion dari tribun atas |
Selesai mengagumi stadion dari ketinggian, tur
dilanjutkan ke ruang sejarah klub. Ruang ini menyajikan informasi seperti
presiden yang pernah menjabat serta perubahan desain logo klub dan stadion dari
awal berdiri hingga sekarang. Tak ketinggalan sebuah etalase yang penuh sesak
dengan sederetan tropi yang pernah dimenangi oleh Real Madrid, dan sekali lagi sukses
membuat saya terkagum-kagum. Saya pun memanfaatkan kesempatan berfoto dengan replika
tropi Liga Champion, sebuah tropi yang sudah dimenangi oleh Real Madrid
sebanyak 12 kali.
Setelah melahap hal-hal terkait sejarah klub, saya
melanjutkan tur dengan menuju ke lapangan. Di tempat ini lah Ronaldo dan
kawan-kawan menari-nari dengan kakinya untuk meraih sebuah kemenangan. Sayangnya,
pengunjung hanya boleh sampai sebatas pinggir lapangan saja. Hal yang cukup wajar
mengingat kualitas rumput lapangan yang harus selalu terjaga.
Meskipun pengunjung tidak diijinkan untuk menjajal
lapangan, tetapi diperbolehkan untuk menduduki bangku cadangan yang terdapat di
pinggir lapangan. Saya pun bisa membayangkan bagaimana rasanya jadi pemain
cadangan Real Madrid. Dari pinggir lapangan, saya kembali ke bagian dalam
stadion melalui lorong pemain. Seperti kebanyakan, lorong ini tidak terlalu
besar sehingga dapat dipastikan pemain akan sedikit berdesakan ketika menunggu
ke luar lapangan.
Bench / bangku cadangan |
Setelah merasakan atmosfer ruang ganti pemain, tur
berlanjut ke ruang konferensi pers. Di ruangan ini lah biasanya pelatih dan
perwakilan pemain menggelar konferensi pers sebelum dan sesudah pertandingan.
Sesi tur stadion
ditutup dengan kunjungan ke official
store. Semua koleksi terkait klub tersedia di sini, mulai dari seragam klub,
jaket, scarf, dan lainnya. Kalau anda adalah pendukung Real Madrid, berkunjung
ke sini adalah godaan yang cukup berat.
Camp
Nou
Barcelona berjarak sekitar 600 km dari Madrid. Ada
beberapa pilihan transportasi dari Madrid ke Barcelona seperti kereta, bus,
hingga pesawat terbang. Saya memilih naik bus malam dari Madrid, sehingga subuh
keesokan harinya saya sudah berada di Barcelona.
Tidak seperti Bernabeu, mencapai Camp Nou sedikit lebih
susah. Tidak ada stasiun metro yang berada persis di dekat stadion. Setelah
turun di stasiun metro terdekat bernama Maria Cristina, saya masih harus menyusuri
Avinguda (jalan) Diagonal dan kemudian berbelok ke kiri ke Av. De Joan XIII. Setelah
kurang lebih 10 menit menyusuri jalan ini, saya dapat memastikan bahwa bangunan
besar berbentuk oval yang berada di depan saya adalah Camp Nou. Di luar pagar
stadion terdapat beberapa kios yang menawarkan beragam pernak pernik terkait
Barcelona, dan tentunya dengan harga yang lebih murah dibanding official store yang berada di dalam.
Saya sampai di Camp Nou sekitar jam 12 siang dan terlihat
antrian yang cukup panjang di depan ticket
box. Cuaca pun cukup panas, membuat saya mengurungkan niat untuk ikut
mengantri dan memutuskan untuk kembali lebih pagi keesokan harinya. Saya cukup
dibuat terkagum dengan animo pengunjung yang rela berpanas-panas demi berkunjung
ke stadion kebanggaan Barcelona ini.
View stadion dari pinggir lapangan |
Perjalanan tur stadion dimulai dengan mengunjungi museum
yang menampilkan sejarah klub sejak berdiri hingga sederetan tropi yang
mengiringi perjalanan kesuksesan klub dari masa ke masa. Seperti di Bernabeu,
di sini juga diberikan fasilitas untuk berfoto dengan replika tropi Liga
Champion.
Dari museum, perjalanan tur dilanjutkan ke puncak
stadion. Perpaduan warna biru dan merah
menghiasi stadion yang terdiri hingga 6 tingkat ini. Dengan kapasitas 99.000
menjadikan stadion ini sebagai yang terbesar di Spanyol. Sebuah tulisan “Mes Que Un Club” terpampang di salah
satu sisi stadion. Tulisan yang berarti “Lebih dari sekadar klub” memang cocok
dilekatkan dengan klub dari Catalan ini. Saya langsung teringat dengan antrian
panjang di hari sebelumnya. Sepertinya bagi mereka Barcelona bukan hanya
sekedar klub sepak bola, tetapi sudah menjadi simbol kota Barcelona dan Camp
Nou menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi.
Ruang konferensi pers adalah tujuan berikutnya. Jika di
Bernabeu diperbolehkan duduk di bangku depan dan bergaya ala pelatih saat
menggelar konferensi pers, sungguh disayangkan di Camp Nou hal tersebut tidak
diijinkan.
Ruang ganti pemain |
Tidak berlama-lama di ruang ganti, tur stadion
dilanjutkan menuju lorong pemain. Di sini lah Messi dan kawan-kawan
bersiap-siap sebelum menuju lapangan. Terdapat semacam pagar besi untuk
memisahkan barisan tim tuan rumah dengan tim tamu. Beberapa bingkai foto pemain
Barcelona juga tampak menghiasi dinding di lorong ini.
Saya pun berjalan
keluar lorong dan dapat membayangkan bagaimana rasanya mendapat sambutan riuh pendukung begitu memunculkan muka dari
lorong tersebut. Di bagian kiri dan kanan pintu keluar lorong terdapat bangku
untuk pemain cadangan dan pelatih. Lagi-lagi sebuah pembatas menghalangi saya
untuk bisa duduk di sana. Selain itu akses ke lapangan juga ditutup, yang dapat
dimaklumi demi menjaga kualitas rumput. Setidaknya di sini masih bisa
mondar-mandir di pinggir lapangan bak pelatih saat memberi instruksi ke pemain
selama pertandingan.
Dari pinggir lapangan, tur berlanjut ke press boxes. Ruangan ini cukup apik dan
nyaman bagi jurnalis untuk bekerja saat meliput pertandingan. Ruangan ini juga
menjadi bagian akhir dari tur sebelum keluar menuju official store.
Saya keluar dengan melewati sebuah jembatan yang
menghubungkan stadion dengan official
store. Sepanjang jembatan terdapat poster-poster besar para pemain.
Saya begitu terkesima
ketika sampai di official store
Barcelona ini. Ruangan bertingkat dua ini penuh sesak pengunjung. Sepertinya
bagi sebagian besar pengunjung, perjalanan tur harus ditutup dengan
mengeluarkan euro demi memiliki seragam klub, syal, maupun pernik-pernik
lainnya sebagai bukti pernah menjejakkan kaki di markas Barcelona ini.
-----
Dimuat di surat kabar Suara Merdeka, 10 September 2017.
Tulisan di blog ini adalah versi asli tanpa editing.
Tulisan ini juga bisa dibaca di sini: Suara Merdeka 10 September - Melancong ke Stadion El Clasico
Tulisan ini juga bisa dibaca di sini: Suara Merdeka 10 September - Melancong ke Stadion El Clasico
No comments:
Post a Comment