Mencapai Putrajaya dari Kuala Lumpur pun cukup mudah. Salah satu moda transportasi yang nyaman dan cepat adalah dengan menumpang KLIA Transit. Harga tiket sekali perjalanan dari KL Sentral menuju Putrajaya Sentral adalah RM 14 dengan waktu tempuh sekitar 20 menit.
Perjalanan menuju Putrajaya ini sudah saya idamkan sejak 11 tahun yang lalu kala pertama kali menyambangi negeri Jiran. Bahkan beberapa tahun yang lalu pun saat mampir ke Kuala Lumpur, keinginan tersebut masih belum terwujud. Ketika akhirnya melancong lagi ke Kuala Lumpur tahun ini bersama suami dan anak, kali ini Putrajaya menjadi destinasi wajib.
Terdapat beberapa pilihan untuk mengeksplorasi Putrajaya. Pilihan termurah adalah dengan menaiki bis Nadi Putra L15 yang berada di Platform 5. Sayangnya, frekuensi keberangkatan bis ini sangat jarang. Jika ingin gampang, bisa dengan mengikuti Putrajaya Sightseeing Tour dan bis tersedia di Platform 6. Namun perlu merogoh kantong cukup dalam, satu orang dihargai 50 RM. Terdapat 2 kali tur dalam sehari yaitu jam 11.00 dan 15.00. Khusus hari jumat, tur hanya sekali saja di jadwal sore.
Adapun pilihan yang cukup nyaman dan masih ramah di kantong adalah menggunakan Grab. Sedianya, menaiki bis Nadi Putra L15 adalah pilihan kami untuk menuju tempat wisata di Putrajaya. Apa daya, hampir 2 jam menunggu, bis yang dimaksud tak kunjung datang. Akhirnya, mencoba buka aplikasi Grab. Angka RM 6 tertera di layar setelah mengetik tempat penjemputan dan tujuan. Sekitar 5 menitan, sebuah mobil sudah datang menjemput kami, siap mengantar ke tempat tujuan.
Seri Wawasan Bridge |
Masjid Putra |
Area selasar Masjid Putra |
Berdiri di tepian danau, pemandangan seperti Istana Darul Ehsan, Jembatan Seri Wawasan, dan Jembatan Putra menjadi suguhan yang bisa dinikmati dari balik pagar Masjid Putra. Berbeda dengan jembatan Seri Wawasan yang mengusung desain futuristik, jembatan Putra memiliki desain sedikit konvensional ala arsitektur Islam.
Istana Darul Ehsan merupakan tempat peristirahatan dari Sultan Selangor. Sebelum menjadi wilayah persekutuan, Putrajaya adalah bagian dari Selangor. Pembangunan istana tersebut semacam apresiasi pemerintah Malaysia terhadap Selangor yang bersedia menyerahkan kawasan Putrajaya untuk dijadikan pusat pemerintahan. Dengan mengusung gaya tudor, Istana Darul Ehsan kelihatan sedikit berbeda.
Perdana Putra |
Langit biru menghilang, berganti gumpalan-gumpalan awan yang perlahan menghitam, kami pun memutuskan untuk bergegas meninggalkan Dataran Putra. Kami pun kembali memesan Grab. Cukup dengan membayar RM 6, dalam 5 menit kami pun sampai di tujuan berikutnya, Palace of Justice (Istana Kehakiman).
Istana Kehakiman |
Tepat di seberang Istana Kehakiman, berdiri Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin. Untuk menuju masjid, kami melewati sebuah gerbang besi yang cukup tinggi, kolam kecil dengan air mancur, serta taman yang cantik.
Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin (Masjid Besi) |
Area Selasar Masjid Besi |
Kolam di dalam Masjid Besi yang airnya mengalir langsung ke danau |
Putrajaya memang sebuah kota yang direncanakan secara baik. Jalanan dengan trotoar lebar, pepohonan hijau sepanjang jalan, gedung-gedung megah beraneka rupa model, jembatan-jembatan dengan desain konvensional hingga futuristik, serta danau yang tenang terbentang sepanjang kota. Semuanya berpadu menghasilkan harmonisasi kota yang megah nan bersahaja. Putrajaya!
No comments:
Post a Comment