New Post

Sunday, December 24, 2017

Menengok Kemegahan Putrajaya, Malaysia

Terbentang di selatan Kuala Lumpur, Putrajaya menjadi pusat administrasi Malaysia sejak tahun 1995. Daerah yang dulunya merupakan hamparan perkebunan sawit ini bertransformasi menjadi sebuah kota cantik nan megah.

Mencapai Putrajaya dari Kuala Lumpur pun cukup mudah. Salah satu moda transportasi yang nyaman dan cepat adalah dengan menumpang KLIA Transit. Harga tiket sekali perjalanan dari KL Sentral menuju Putrajaya Sentral adalah RM 14 dengan waktu tempuh sekitar 20 menit.



Perjalanan menuju Putrajaya ini sudah saya idamkan sejak 11 tahun yang lalu kala pertama kali menyambangi negeri Jiran. Bahkan beberapa tahun yang lalu pun saat mampir ke Kuala Lumpur, keinginan tersebut masih belum terwujud. Ketika akhirnya melancong lagi ke Kuala Lumpur tahun ini bersama suami dan anak, kali ini Putrajaya menjadi destinasi wajib.

Terdapat beberapa pilihan untuk mengeksplorasi Putrajaya. Pilihan termurah adalah dengan menaiki bis Nadi Putra L15 yang berada di Platform 5. Sayangnya, frekuensi keberangkatan bis ini sangat jarang. Jika ingin gampang, bisa dengan mengikuti Putrajaya Sightseeing Tour dan bis tersedia di Platform 6. Namun perlu merogoh kantong cukup dalam, satu orang dihargai 50 RM. Terdapat 2 kali tur dalam sehari yaitu jam 11.00 dan 15.00. Khusus hari jumat, tur hanya sekali saja di jadwal sore. 

Adapun pilihan yang cukup nyaman dan masih ramah di kantong adalah menggunakan Grab. Sedianya, menaiki bis Nadi Putra L15 adalah pilihan kami untuk menuju tempat wisata di Putrajaya. Apa daya, hampir 2 jam menunggu, bis yang dimaksud tak kunjung datang. Akhirnya, mencoba buka aplikasi Grab. Angka RM 6 tertera di layar setelah mengetik tempat penjemputan dan tujuan. Sekitar 5 menitan, sebuah mobil sudah datang menjemput kami, siap mengantar ke tempat tujuan. 
Seri Wawasan Bridge
Tujuan pertama kami adalah Dataran Putra. Dalam perjalanan, kami melewati sebuah jembatan putih nan futuristik yang juga merupakan salah satu ikon Putrajaya, Seri Wawasan Bridge. Sepintas, jembatan ini menyerupai kapal layar. Jembatan megah ini menghubungkan Presint 2 dan Presint 8.
Masjid Putra
Tak sampai 10 menit, kami sudah sampai di Dataran Putra. Sebuah masjid berkubah pink menyambut kedatangan kami. Terletak persis di pinggir danau Putrajaya, Masjid Putra ini mengusung desain ala Persia yang salah satunya bisa terlihat dari model gerbangnya. Di antara gerbang dan area utama masjid berdiri sebuah menara setinggi 116m yang terdiri dari 5 tingkat untuk merepresentasikan rukun Islam. Pada area selasar, tempat berdirinya menara ini, juga dihiasi oleh tanaman warna-warni yang makin mempercantik masjid. Selain tentunya untuk beribadah, masjid ini juga boleh dikunjungi oleh non muslim di luar waktu sholat.
Area selasar Masjid Putra
Masjid Putra juga dilengkapi dengan foodcourt yang terdapat di lantai bawah. Foodcourt yang diberi nama Selera Putra ini menyajikan berbagai rupa hidangan khas Melayu. Salah satu menu yang patut dicoba di sini adalah Nasi Kandar, setidaknya menurut suami saya. Sampai sekarang dia masih terngiang-ngiang oleh kelezatan nasi khas Penang ini. 

Berdiri di tepian danau, pemandangan seperti Istana Darul Ehsan, Jembatan Seri Wawasan, dan Jembatan Putra menjadi suguhan yang bisa dinikmati dari balik pagar Masjid Putra. Berbeda dengan jembatan Seri Wawasan yang mengusung desain futuristik, jembatan Putra memiliki desain sedikit konvensional ala arsitektur Islam. 

Istana Darul Ehsan merupakan tempat peristirahatan dari Sultan Selangor. Sebelum menjadi wilayah persekutuan, Putrajaya adalah bagian dari Selangor. Pembangunan istana tersebut semacam apresiasi pemerintah Malaysia terhadap Selangor yang bersedia menyerahkan kawasan Putrajaya untuk dijadikan pusat pemerintahan. Dengan mengusung gaya tudor, Istana Darul Ehsan kelihatan sedikit berbeda.

Perdana Putra
Di sisi kiri Masjid Putra, menjulang di atas bukit, berdiri sebuah bangunan megah berkubah hijau. Bangunan yang dikira putra saya masjid tersebut adalah kantor Perdana Menteri. Memadukan arsitektur Islam, Melayu, dan Eropa membuat bangunan yang biasa disebut Perdana Putra tersebut cukup unik sekaligus bersahaja. 

Langit biru menghilang, berganti gumpalan-gumpalan awan yang perlahan menghitam, kami pun memutuskan untuk bergegas meninggalkan Dataran Putra. Kami pun kembali memesan Grab. Cukup dengan membayar RM 6, dalam 5 menit kami pun sampai di tujuan berikutnya, Palace of Justice (Istana Kehakiman). 
Istana Kehakiman
Sebuah bangunan ikonik dari India terlintas di kepala ketika memandangi Istana Kehakiman ini. Ternyata, arsitektur gedung pengadilan ini memang terinspirasi dari Taj Mahal. Tetapi, lagi-lagi menurut putra saya bangunan tersebut adalah masjid.  
  
Tepat di seberang Istana Kehakiman, berdiri Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin. Untuk menuju masjid, kami melewati sebuah gerbang besi yang cukup tinggi, kolam kecil dengan air mancur, serta taman yang cantik.  
Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin (Masjid Besi)
Rintik-rintik kecil hujan membuat kami segera mempercepat langkah menuju masjid besi ini. Katanya, 75% dari material yang digunakan untuk membangun masjid ini adalah besi. Menurut saya, dominasi besi dalam desainnya membuat masjid ini terkesan maskulin, berkebalikan dengan Masjid Putra yang terkesan feminim dengah kubah pink-nya. Tiang-tiang melengkung menjadi salah satu ciri khas arsitektur masjid besi ini. 
Area Selasar Masjid Besi
Di area selasar, di bagian pinggir masjid menuju ke area sholat, terdapat sebuah spot yang cukup menarik sekaligus unik bagi saya. Sebuah kolam kecil yang airnya langsung terjun mengalir ke danau memperindah masjid ini. Keindahan tersebut semakin lengkap dengan adanya jembatan megah, Seri Saujana, yang menjadi latar dari kejauhan. 
Kolam di dalam Masjid Besi yang airnya mengalir langsung ke danau
Selepas menunaikan sholat Ashar, kami pun segera beranjak dari masjid ini. Pilihan kembali ke Grab. Kali ini kami mengeluarkan RM 9 untuk kembali ke Putrajaya Sentral.

Putrajaya memang sebuah kota yang direncanakan secara baik. Jalanan dengan trotoar lebar, pepohonan hijau sepanjang jalan, gedung-gedung megah beraneka rupa model, jembatan-jembatan dengan desain konvensional hingga futuristik, serta danau yang tenang terbentang sepanjang kota. Semuanya berpadu menghasilkan harmonisasi kota yang megah nan bersahaja. Putrajaya!          

No comments:

Post a Comment